Perpustakaan

Perpustakaan

Sabtu, 13 Juli 2013

PERPUSTAKAAN SEKOLAH


GEDUNG, PERABOT, DEFENISI PERPUSTAKAAN SEKOLAH



PENDAHULUAN

Peningkatan mutu pendidikan dari mulai tingkat sekolah dasar sampai Sekolah menengah umum telah menjadi kebijakan pemerintah yang harus diwujudkan sebaik-baiknya. Salah satu upaya untuk peningkatan mutu pendidikan sebagai mana disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tersurat bahwa setiap satuan pendidikan jalur sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar.
Namun sangat kita sadari bahwa peran penting perpustakaan ini belum merupakan prioritas utama baik dari pihak sekolah maupun pemerintah karena perpustakaan sekolah yang  ada sekarang belum dapat dikatakan memadai dari sisi sarana maupun prasarana termasuk gedung/ruang perpustakaan dan perlengkapannya. Untuk dapat sedikit mengatasi kendala-kendala yang ada dan memaksimalkan fungsi perpustakan perlu direncanakan pengaturan tata ruang dan perlengkapan perpustakaan dengan baik.Suatu perpustakaan bukan hanya menyediakan ruang kemudian mengisi dengan koleksi yang diatur berdasarkan suatu system tertentu serta siap dipinjamkan tetapi letak perpustakaan, bentuk ruang, penataan perabot dan perlengkapan, alur petugas dan pengguna, penerangan dll perlu perhatiankan oleh penyelenggara pepustakaan.
Didalam makalah ini akan di paparkan secara lebih jelas tentang :
1.       apa pengertian dan apa saja yang terkait dengan apa itu tata ruang
2.      perabot dan
3.      perlengkapan perpustakaan Sekolah








PEMBAHASAN

A.GEDUNG/RUANG, PERABOT, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH.
1.  Gedung/ruangan perpustakaan
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan permanent, terpisah dari gedung lain sedangkan apabila hanya menempati sebagian dari sebuah gedung atau hanya sebuah bangunan (penggunan ruang kelas), relative kecil disebut ruangan perpustakaan. 4..Penentuan lokasi gedung/ruangan perpustakaan sekolah
Penentuan lokasi perpustakaan sekolah agar dapat maksimal pemanfaatannya dan tujuan mendukung proses belajar mengajar tercapai harus dapat memenuhi criteria diantaranya :[1]
a.Perpustakaan pada umumnya minimal memiliki 4 (empat) macam ruangan diantaranya :
1.Ruang koleksi buku (rak-rak buku) 1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165 buku eksemplar buku dan jarak antar rak 100-110 cm.  Jadi dapat dihitung berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan untuk menempatan rak dan dapat disesuaikan dengan bahan pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu dipertimbangan untuk tahun-tahun yang akan datang. Atau berdasarkan buku standar gedung dan perabot perpustakaan sekolah yang dibuat Perpusnas bahwa rumus menentukan luas ruangan adalah Jumlah judul x jumlah eksemplar buku x 1 m2 Populasi siswa.
b.Ruang baca
  Dari beberapa pedoman bahwa untuk siswa diperkiraan memerlukan tempat 1 m2 yang dapat secara keseluruhan diambil sekitar 20-30 % populasi siswa.
c.Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang Staf
  Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan buku luas ruangan tergantung berapa    jumlah pengelola perpustakaan diperkirakan setiap petugas memerlukan 2,5 m2.
d.Ruang sirkulasi
  Ruang ini dipergunakan untuk melayani siswa dalam peminjaman dan pengembalian buku, ruang yang diperlukan minimal cukup untuk meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya.[2]
2.  Perabot perpustakaan
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung  atau perlengkapan perpustakaan sekolah yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai perpustakaan dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk terselenggaranya perpustakaan.
Yang termasuk dalm perabot/perlengkapan perpustakaan antara lain :
a)      Rak buku
b)      Rak majalah
c)      Rak surat kabar
d)     Rak atlas dan kamus
e)      Papan peraga / pameran
f)       Laci penitipan tas
g)      Lemari catalog
h)      Lemari multi media
i)        Lemari Arsip
j)        Meja dan kursi sirkulasi
k)      Meja dan kursi baca
l)        Meja dan kursi pegawai
m)    Kereta buku, barang
n)      Tangga beroda
1.Rak buku
Rak buku atau juga lemari buku untuk menyusun buku-buku perpustakaan sekolah.Uasahakan ukurannya sesuai dengan tinggi badan murid-murid sekolah yang dilayani. Untuk sekolah dasar kira-kira 5 atau 6 kaki dengan jumlah papan nya 7 lembar.
2. Rak surat kabar
            Rak surat kabar dapat dimanfaaatkan untuk menempatkan surat kabar. Apabila surat kabar disusun dengan cara dilipat maka surat kabar akan cepat rusak atau robek.Rak surat kabar ini dilengkapi dengan alat penjepit  yang panjangnya 36 inchi. Alat penjepit ini harus dibuat sedemikian rupa, sehingga surat kabar mudah dipasang dan dilepaskan.

Contoh gambar :rak buku dan rak surat kabar
3.Rak majalah
            Rak majalah dibuat untuk menempatkan majalah-majalah.Usahan ukuran dalam setiap jalur atau tahap-tahapnya berbeda sehingga memberikan kemungkinan untuk menampung majalah-majalah dalam ukuran yang bermacam-macam.[3]
Contoh gambar :              
4. Gambar-gambar yang berukuran besar sebaiknya disimpan tersendiri didalam laci atau kabinet gambar.
5.Meja Sirkulasi
            Meja sirkulasi digunakan untuk petugas perpustakaan sekolah yang melayani peminjaman dan pengembalian buku.Model meja sirkulasi bermacam-macam yang dapat dibuat sendiri oleh petugas perpustakaan sekolah,contohnya seperti dibawah ini.
   gambar:lemari katalog
6.Lemari Katalog
            Lemari katalog disebut juga kabinet katalog digunakan untuk menyimpan kartu katalog.Besarnya lemari katalog disesuaikan dengan jumlah laci katalog sedangkan tingginya sesuai dengan tinggi badan murid-murid.contoh gambar lemari katalog nya seperti gambar diatas.[4]
7.Kereta Buku
            Kereta buku ini biasanya sangat dibutuhkan diperpustakaan sekolah yang besar.Kegunaannya yaitu untuk mengangkut buku-buku yang dikembalikan oleh murid-murid yaitu dari meja sirkulasi ke rak buku atau mengangkut buku yang telah diproses.
8.Papan Display
            Papan display adalah suatu papan yang dapat digunakan untuk memamerkan “book jackets “ dari buku-buku yang baru datang.Melaluai papan display ini dapat ditempelkan daftar buku yang baru dimiliki oleh perpustakaan sekolah.contohnya seperti dibawah ini :[5]


3.  Peralatan perpustakaan
Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk dalam perlengkapan perpustakaan antara lain :
a)      buku pedoman perpustakaan
b)      Buku klasifikasi
c)      Kartu catalog
d)     Buku Induk
e)      Kantong buku
f)       Lembar tanggal kembali
g)      Label
h)      Cap inventaris
i)        Cap perpustakaan
j)        Bak stempel
k)      Kartu pemesanan
l)        Mesin ketik/Komputer
m)    ATK
n)      Selotip, Lem dll.
Dari beberapa contoh peralatan diatas, peralatan perpustakaan sekolah ada yang bersifat habis pakaidan ada pula yang bersifat tahan lama.
1.Peralatan habis pakai
Peralatan habis pakai adalah peralatan yang relatif cepat habis seperti : Pena, kertas tipis untuk mengetik, buku catatan, kertas marmer, buku inventaris bahan-bahan pustaka, buku inventaris peralatan bahan pustaka, tinta, tinta gambar, tali, pita, karet, kawat, lem perekat cair dan kental, jepitan kertas, kapur tulis, kapur barus, benang, spidol, dan msih bannyak yang lainnya.
2. Peralatan tahan lama
Sedang peralatan yang tahan lama adalah peralatan yang dapat digunakan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama seperti : mesin ketik, mesin hitung, kotak surat, jam dinding, pisau, gunting, penggaris, bantal stempel, daftar klasifikasi, papan pengumuman, papan tulis, kemuiceng, ember, lampu, alat pemadam kebakaran, daftar buku, atau katalog buku, dan alat semprot pemberantas hama buku, dn masih banyak lagi yang lainnya.[6]
4.Peralatan dan Furnishings.
Peralatan dan bidang furniture chisen kegunaan dankesesuaian. Seleksi didasarkan pada pengetahuan tentang program pendidikan sekolah, ukuran koleksi, format untuk ditempatkan dandiakses, umur dan ukuran siswa, harapan masyarakat, dan masa depankebutuhan program perpustakaan media.Ketika memilih peralatan mebel ANF, mempertimbangkan kriteriasebagai berikut:
a.       rak Adjustable dari standar dan tinggi lain digunakan di seluruh pusat, termasuk unit khusus untuk karya referensi besar, bukugambar, dan buku kuarto. unit Penyimpanan untuk bahan dimicroform dan formate audiovisual dan elektronik lainnya yangfleksibel dan menyediakan akses mudah serta perlindungan bagimedia.
b.      Kursi harus nyaman, belajar, dan menarik
c.       furniture harus memiliki ukuran yang tepat dan tinggi bagi siswayang akan menggunakannya; pleces khusus harus dibeli diperlukan bagi penyandang cacat dan orang lain dengan kebutuhan khusus.
d.       perabot dan peralatan yang tahan lama dan mudah untuk mempertahankan
e.       kualitas perabot dan peralatan berstandar industri yangdirekomendasikan sebagai pantai-efektif untuk penggunaan beratyang normal dalam lingkungan sekolah.[7]

5.Fasilitas gedung sekolah:
a)      Fasilitas memiliki built-in fleksibilitas, sehingga kebutuhan yang penanganan teknologi informasi dapat ditampung di desain ulang waktutanpa keluar kompleks yang luas
b)      Fasilitasterletak untuk memberikanaksesmudahdanmendorong  seringnya penggunaanmemungkinkanuntukaruslalu lintasyangmeminimalkaninterupsidangangguan.
c)      fasilitas memiliki pintu masuk luar terpisah dan berada untuk membuatmereka siap diakses sebelum, selama, dan setelah jam sekolah selama periode liburan
d)     Fasilitasmenyediakanlingkungankerjayang nyaman, efisien,       danamanbagisiswa, guru, administrator, danstafmediaperpustakaan.
e)      Fasilitastermasukruang yangcukupuntukstudiindependen,kecildankegiatankelompokbesar, layananreferensi, petunjukdanakseselektronikuntukkoleksi, kegiatansirkulasi,daninformalataumembacarekreasi
f)       Fasilitasmemilikiruangyang cukupuntuk melaksanakanfungsimendukung(konsultan administrasi, teknis, dan) yangdiperlukandalammenyediakanbahandanpelayanan
g)      Fasilitasmemilikiruangyangcukupuntukbahanperumahandanaquipmentdiperlukandalamproduksi,untuk kegiatanevaluasi,danuntukpenggunaanbahan-bahantersebutdanperalatan.)
h)      Fasilitasyangfungsionaldalamdesaindanpengaturan, estetikadalam penampilan yangnyaman untukdigunakan

i)        Fasilitasmemilikipencahayaanalamidanbuatanrequsite, pengobatanakustik,dankontroliklimuntukkenyamananpenggunadan untukpelestarian bahandanperalatan.)

j)        Fasilitas inidirancang untukmemberikandayalistrikyang diperlukan,kontrolcahaya, gelombangsirkuit,perangkatdanteleponpergaulan,kontrolsuara, proteksipetir,danelektronikcapabililiesrequipmentuntukkebutuhanperubahanlingkunganteknologi.[8]















KESIMPULAN

Gedung atau ruangan perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Pembangunan gedung perpustakaan perlu memperhatikan faktor-faktor fungsional dari kegiatan perpustakaan. Selain memerlukan gedung dan penataan ruang yang memadai, penyelenggaraan perpustakaan memerlukan sejumlah peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan kepada pengguna maupun kegiatan rutin perpustakaan untuk dapat segera dimanfaatkan.
Tata ruang, perabot dan perlengkapan perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkut bagaimana perpustakaan melayani sekolah. Penampilan estetis perpustakaan sekolah memberikan rasa nyaman dan merangsang komunitas sekolah untuk memanfaatkan waktunya di perpustakaan. Untuk menghasilkan sebuah gedung perpustakaan yang fungsional, pembangunan gedung perpustakaan melibatkan banyak pihak yang terkait. Mendirikan suatu gedung perpustakaan, diperlukan pengetahuan yang cukup tentang segala aspek yang merupakan ciri khas gedung perpustakaan yang bersangkutan. Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memiliki sejumlah besar sumberdaya berkualitas tinggi merupakan hal penting. Karena alasan tersebut, maka kebijakan manajemen koleksi bersifat penting. Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkup dan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.










DAFTAR PUSTAKA

http://almaipii.multiply.com/journal?&page_start=40&show_interstitial=1&u=%2Fjournal
http://www.scribd.com/doc/54266506/Makalah-Fasilitas-PSB
Ibrahim bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara 2011 Suherman, Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah, Bandung :MQS PUBLISHING,  2009
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1991








[2]http://almaipii.multiply.com/journal?&page_start=40&show_interstitial=1&u=%2Fjournal
                              [3] Ibrahim bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, ( Jakarta : 2011 ).Hal., 156-162         
[4] Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, ( Jakarta : 1991 ). Hal., 52
                              [5] Ibrahim bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, ( Jakarta : 2011 ).Hal., 161-162         
                              [6] Ibrahim bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, ( Jakarta : 2011 ).Hal., 154-156         
[7] Suherman, Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. ( Bandung : 2009 ). Hal., 52
[8] http://www.scribd.com/doc/54266506/Makalah-Fasilitas-PSB

MAKALAH PENERBITAN GRAFIS


MAKALAH PENERBITAN GRAFIS


BAB I
PENDAHULUAN

Penerbit adalah badan yang memerbanyak naskah seorang pengarang atau penulis dalam bentuk buku, kemudian menyebarkannya kepada masyarakat pembaca yang memerlukannya. Ditinjau dari sudut komunikasi, penerbit menjadi perantara antara sumber informasi (pengarang) dan penerima informasi (pembaca). Pada awal kegiatannya, penerbit menerima, mencari, atau mengusahakan naskah yang sudah jadi dari penulis atau pengarang, penerjemah, atau meminta seseorang untuk menyusunnya.Bagian penting ketiga dalam penerbit adalah Bagian Pemasaran, yang dapat mencakup promosi dan penjualan. Ada juga penerbit yang memisahkan Bagian Penjualan dari Bagian Pemasaran, dan memunyai Bagian Promosi tersendiri.Sebelum atau menjelang terbitnya suatu buku, bagian promosi sudah mempersiapkan cara untuk mengumumkan terbitnya buku, memperkenalkannya kepada masyarakat, baik secara meluas maupun secara terarah.
Organisasi penerbit dapat berlainan dari satu penerbit ke penerbit lain, namun fungsi-fungsi pokoknya adalah pengadaan, pertimbangan, dan pengolahan naskah hingga siap cetak, lalu produksi atau penggandaan buku, dan akhirnya pemasaran dan penjualan buku yang telah jadi. Ketiga bagian utama penerbit dapat dipimpin oleh seorang manajer; jadi ada Manajer Bagian Editorial, Manajer Bagian Produksi, dan Manajer Bagian Pemasaran/Penjualan, di samping manajer-manajer lain yang menangani urusan-urusan perusahaan sebagaimana pada perusahaan lain.
Untuk lebih jelasnya, didalam makalah ini akan dipaparkan secara luas mengenai :
1.       perhitungan biaya produksi dan harga jualnya
2.      manajemen penerbitan
3.      distribusi dan penerbitan buku, dan
4.      desktop publishing.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Perhitungan biaya produksi dan harga jual, manajemen penerbitan, distribusi dan penerbitan buku, desktop publishing.
1.Perhitungan biaya produksi dan harga jual
Perusahaan Percetakan & Penerbitan adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang percetakan dan penerbitan.Dalam proses produksi berdasarkan pesanan, penentuan harga pokok produksi menjadi sangat penting karena dapat digunakan untuk menentukan harga jual pada saat menerima suatu pesanan. Penentuan harga pokok produksi tidak terlepas dari pengumpulan dan penghitungan biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pada Perusahaan Percetakan & Penerbitan penghitungan biaya bahan baku ditentukan dengan mengalikan kuantitas bahan baku yang dipakai dengan harga perolehan bahan baku.
Untuk penghitungan biaya tenaga kerja langsung ditentukan dengan mengalikan jumlah karyawan yang mengerjakan tiap pesanan dengan jumlah hari yang digunakan untuk mengerjakan pesanan dengan tarif upah/gaji. Untuk biaya overhead pabrik dihitung biaya berdasarkan pada biaya BOP yang dibayar secara kas.Hendaknya dalam penentuan biaya overhead pabrik harus pula memperhitungkan biaya per kas maupun non kas, sehingga perhitungan harga pokok pesanannya dapat diketahui secara tepat.[1]
Kenapa buku di Indonesia harganya relatif mahal, padahal Indonesia adalah penghasil kertas yang nota bene adalah bahan baku utama pembuatan buku? Ternyata letak permasalahannya bukan pada biaya produksi. Sebab, biaya produksi “hanya” mengisi 25% bahkan 15% dari harga jual buku.Berikut ini Anda bisa melihat estimasi penghitungan biaya produksi.
Dengan kata lain, sebenarnya biaya produksi menempati urutan sekian setelah urutan biaya lainnya. Di salah satu penerbitan buku, dalam menentukan harga jual adalah sebagai berikut :
a)      25% untuk biaya produksi
b)      10% royalti penulis
c)      10% keuntungan bersih penerbit
d)     5% promosi, dst
e)      50% untuk distributor
Dengan demikian porsi terbanyak adalah distributor buku. Betapa nikmatnya jadi distributor buku (yang sudah mapan) karena menikmati 50% kue penjualan “tanpa modal” karena biasanya sistem yang dipakai adalah konsinyasi yang artinya jika buku tidak laku maka dikembalikan ke penerbit, sehingga distributor sama sekali tidak terkena risiko buku tidak laku.

2.Cara Kalkulasi Harga Cetak Buku

Rumus kalkulasi harga pokok produksi (hpp) cetak buku dilakukan dengan cara menghitung semua biaya dan komponen cetak (ongkos cetak) yang terkait dalam proses pembuatan buku ditambah dengan margin keuntungan dan biaya lainnya. Didalam pencetakan buku ada beberapa proses yang harus diketahui karena setiap proses pembuatan buku dari awal proses sampai akhir proses harus diperhitungkan maka dari itu harus dibuatkan flow proses (alur produksi cetak) dahulu.
Hal-hal yang harus dihitung dalam pencetakan buku adalah :[2]
a.       Biaya Desain isi dan cover buku
b.      Biaya setting naskah
c.       Biaya pembuatan film separasi ( FC )
d.      Biaya pembuatan film negatif dan positif
e.       Biaya montage cover buku
f.       Biaya montage isi buku
g.      Biaya plate cover buku
h.      Biaya plate isi buku
i.        Biaya kertas cover buku
j.        Biaya kertas isi buku
k.      Biaya pencetakan (ongkos cetak) cover buku
l.        Biaya pencetakan (ongkos cetak) isi buku
m.    Biaya pelipatan isi buku
n.      Biaya pengomplitan
o.      biaya penjilidan; jilid kawat; jilid lem; jilid benang, Biaya pemotongan (ongkos potong kertas/sisir kertas),Biaya pengepakan,Perhitungan total biaya:PPn + PPh, Margin keuntungan, Harga per buku.
3.Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Pokok Produksi :[3]
a) Tingkatan Efisiensi HPP Cetak
HPP dapat dikatakan efisiensi jika harga yang ditawarkan perusahaan percetakan terhadap order buku cukup kompetitif dengan kwalitas cetak terjamin baik.
b) Kwalitas Buku
Penetapan harga sesuai dengan kwalitas buku jika harga buku sama dengan mutu cetak sehingga dapat bersaing dengan percetakan-percetakan yang lain.
c) Ketepatan jadwal Produksi
Penetapan harga dianggap bijaksana dan tepat jika jadwal produksi dilaksanakan tepat waktu. Ketepatan waktu penyerahan hasil cetak sangat penting. Ketepatan waktu sangat memperngaruhi kredibilitas dan profit dari percetakan
d) Kelancaran waktu penyerahan/pengiriman
Apabila penyerahan buku ke perbitan sesuai dengan jadwal produksi berarti penerbit memperoleh ketepatan waktu edar. Ketepatan waktu edar mempengaruhi laku tidaknya buku
e) Sehatnya pertumbuhan perusahaan percetakan
Kelancaran produksi, ketepatan waktu, baiknya mutu cetakan dan terjaminnya harga cetak berarti akan memperlancar pembayaran dari pelanggan
( penerbitan ). Kelancaran pembayaran akan memperlancar cash flow percetakan sehingga perusahaan bisa tumbuh dengan sehat.
Salah satu rumus-rumus perhitungan Harga Pokok Produksi Cetak Buku
1. Menghitung Biaya desain cover dan isi buku
a. Menghitung desain = 1
b. Harga desain per buku = Rp. 300.000 ,-

Rumus : Biaya Desain = 1 x Rp. 300.000 = Rp. 300.000,-
2. Menghitung Biaya setting naskah
a. Jumlah halaman setting = 160 halaman
b. Ukuran buku = 14 x 21 cm
c. Harga setting per halaman = Rp. 12.000.-
Rumus : Biaya setting per halaman = 160 x Rp. 12.000 = Rp. 1.920.000,-

 

4.Hitung-hitungan Royalti Penulis Buku atau harga jual

Menulis memiliki dampak ekonomi. Sehingga tak sedikit penulis yang memiliki motif menulis untuk mendapatkan tambahan penghasilan.Kunci dari meraup penghasilan dengan menulis buku adalah pada semakin larisnya buku yang kita tulis. Atau dalam bahasa yang lain “buku kian laris, rezeki kian manis” atau “kian laris buku, kian tebal saku”.[4] Artinya, semakin terjual banyak buku yang kita tulis, maka rezeki yang akan kita dapatkan juga akan semakin banyak.Namun, besaran standar royalti penerbit di Indonesia adalah 10 % dari harga jual eceran (bruto) per bukunya. Ada juga yang hanya mematok 5 % dan 7%.
a.Selain 10% dari harga bruto, ada pula beberapa penerbit yang mematok royalti 15 %,  namun dihitung dari harga bersih (netto) per bukunya. Harga bersih itu sendiri adalah harga jual buku dikurangi biaya marketing atau rabat maksimal distributor sebesar 55%. Royalti itu sendiri diberikan secara berkala, umumnya setiap enam bulan sekali.
b.Sistem Jual Putus
Selain memakai sistem royalti, penerbit juga menerapkan sistem jual putus (flat). Besaran angka yang dipatok untuk sistem jual putus ini umumnya berkisar antara Rp 1,5 juta sampai Rp 15 juta, bisa juga lebih, tergantung ketebalan buku, proyeksi pasar, dan kredibilitas penulis. Sistem jual putus ini menguntungkan penulis yang membutuhkan dana segera karena terdesak kebutuhan. Kelemahannya, jika buku itu meledak di pasaran, sang penulis buku itu tidak dapat menikmati kesuksesan itu. Penerbitnyalah yang meraup untung besar.
Taruhlah sekedar contoh, kita menulis buku standar dengan harga jual Rp 30 ribu dan dicetak pertama 5.000 eksemplar. Bila menggunakan royalti standar penerbitan di Indonesia sebesar 10 %, berarti royalti global yang akan kita terima bila buku terjual semua adalah Rp 30 ribu x 10 % (besaran royalti) = Rp 3.000,- per eksemplar, kemudian dikalikan 5000 eksemplar (jumlah cetak) sehingga hasilnya adalah: Rp 15 juta (lima belas juta rupiah). Jumlah ini masih dikurangi pajak sebesar 15%, sehingga royalti bersih yang diterima penulis adalah Rp 12.750.000,- (Dua belas juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).[5]
Dengan menggunakan sistem royalti, maka semakin laris buku kita, apalagi bila sampai dicetak ulang berkali-kali karena saking larisnya, akan semakin besar jumlah royalti yang kita terima. Dan semakin produktif kita, dalam arti semakin banyak buku yang kita tulis dan diterbitkan, akan semakin memiliki peluang lebih besar lagi jumlah penghasilan yang akan kita peroleh.Saat ini, peluang membuka pintu rezeki dengan menulis buku memang bukan hal yang aneh atau mustahil.
Artinya, meraih penghasilan yang melimpah dari menulis buku bukanlah sebuah provokasi tak berdasar, tetapi merupakan peluang yang benar-benar bisa direalisasikan.[6]
6.Manajemen Penerbitan
Manajemen (management) secara harfiyah artinya mengatur atau mengelola. Encyclopedia Americana mengartikan manajemen sebagai The art of coordinating the elements of factors of production towards the achievement of the purposes of an organization“. Pencapaian sasaran organisasi terjadi melalui peng-gunaan manusia (men), bahan produksi (materials), dan mesin (machines). Hakikat manajemen adalah “proses koordinasi berbagai sumberdaya” organisasi (men, materials, machines) dalam upaya mencapai sasaran organisasi.
Pers adalah lembaga penerbitan media massa cetak, seperti suratkabar, tabloid, majalah, dan buku. Dalam bahasa Inggris, pers (press) berarti mesin pencetak, mencetak, orang-orang yang terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan sebagainya.
Dalam Leksikon Komunikasi, pers punya banyak arti, seperti usaha percetakan atau penerbitan; usaha pengumpulan atau penyiaran berita; penyiaran berita melaui media massa; dan orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita. Ada pula pendapat, pers merupakan singkatan dari persuratkabaran.[7]
Manajemen pers adalah proses pengelolaan berupa koordinasi unsur-unsur terkait dalam penerbitan pers (media massa, utamanya media cetak). Pembahasan manajemen pers di bawah ini mengacu pada konsep fungsi manajemen dari Henry Fayol, yaitu Planning, Organizing, Acting, dan Controlling (POAC).
1.Planning artinya perencanaan, yakni penyusunan atau penetapan tujuan dan aturan.      Organizing artinya pengorganisasian berupa pembentukan bagian-bagian, pembagian tugas, atau pengelompokkan kerja. Acting artinya pelaksanaan rencana. Controling adalah pengawasan dan evaluasi hasil kerja.
Planing
a)       Persiapan SDM serta sarana dan prasarana (men, materials, machines).
b)       Penyusunan atau penetapan visi, misi, nama, logo, moto, rubrikasi, positioning, editorial policy, stylebook, model/desain cover, desain halaman, pemilihan jenis huruf, dan sebagainya.
c)       Penyusunan rencana pemasaran (iklan, sirkulasi, promosi), termasuk strategi penjualan, distribusi, dan sebagainya.
2.Organizing
a)       Pembentukan struktur organisasi pers (redaksi, pemasaran/tata usaha, dan percetakan/produksi).
b)       Pembagian tugas atau job description masing-masing bagian.
3.Acting
a)       Semua bagian bekerja sesuai perencanaan dan pengorganisasian yang telah disusun.
b)       Bidang redaksi melakukan tahapan dalam news processing: news planning, hunting/gathering, writing, editing, layouting, lalu dilimpahkan pada bagian produksi atau percetakan.
4.Controlling
a)       Pengawasan dan evaluasi hasil mengacu pada visi, misi, style book, kode etik jurnalistik, dan tata tertib.
b)       Pemberiam penghargaan dan hukuman (reward and punishment) terhadap wartawan/karyawan.[8]

7.Distribusi dan penerbitan buku

Penerbit dan Distributor dengan ini sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama pemasaran/distribusi/penjualan buku dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1: Obyek Perjanjian
1. Penerbit sepakat untuk menyerahkan pendistribusian, pemasaran, dan penjualan buku yang  diterbitkan oleh Penerbit kepada Distributor.
2. Spesifikasi buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Judul buku : Budidaya Ikan Arwana
b. Pengarang : Sukiyem
c. Ukuran Buku : 15X22 cm
d.Tebal buku : 100 halaman
e.Harga buku : Rp. 23.000,- (duapuluh tiga ribu rupiah)/eksemplar
Kajian biaya distribusi ini didasarkan yang didasarkan pada pada teori Distribusi Terkendali yang perhitungannya dilakukan dengan memakai perhitungan Linear Programming dengan cara memanfaatkan bilangan 0-1, sedangkan penyelesaiannya dilakukan dengan bantuan program Lindo, sedangkan analisis perbedaan akan diuji dengan memakai uji statistik non parametrik. .[9]
3. Proses Penerbitan
Setelah naskah kita dikirimkan ke penerbit, kita menunggu naskah kita untuk diterbitkan. Berapa lama naskah kita akan diterbitkan? Bergantung konteksnya, apakah saatnya tepat atau tidak. Biasanya kalau sebuah tema sedang ramai-ramainya dibicarakan masyarakat dan tema itu cocok dengan buku yang akan diterbitkan saatnyalah buku itu diterbitkan. Ada juga buku yang membentuk opini atau lingkungan sehingga bisa diterbitkan kapan pun.Jadi jangan heran jika satu bulan itu sudah bisa dikatakan jangka waktu yang sangat cepat.
Setelah menerima naskah kita, penerbit akan menyerahkan pada editor yang berkompeten. Jika naskah kita adalah buku keagamaan, maka akan diserakan pada editor yang menangani buku keagamaan.Nah, si editor akan membaca naskah kita. Biasanya ia tidak bekerja sendirian, ada tim yang bertugas untuk menyeleksi naskah yang masuk. Tim yang terdiri dari editor (bertugas mempertimbangkan naskah dari segi bahasa, bobot tulisan), staf marketing (mempertimbangkah apakah naskah memiliki nilai jual tinggi), dan beberapa staf lainnya.
Setelah naskah kita sudah siap untuk diterbitkan, maka proses penerbitan pun dimulai. Hal yang pertama dilakukan adalah editing, editor akan mengedit naskah kita, memperbaiki bahasanya, dan seterusnya.Selanjutnya desainer akan mendesain buku kita sebagus dan semenarik mungkin. Kemudian, ilustrator akan membuatkan cover yang bagus untuk naskah kita termasuk gambar-gambar dalam naskah jika diperlukan. Setelah semua proses selesai, maka naskah kita siap untuk dicetak.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan proses pracetak, dalam keadaan normal, adalah sekitar 1 atau 2 bulan. Jika keadaan tidak normal karena terjadi masalah atau kendala waktu yang diperlukan bisa lebih lama lagi.Kita sebagai penulis sangat dianjurkan untuk terlibat dalam proses penerbitan.Sebelum naskah kita dicetak ada proses yang dinamakan proof reading. Penerbit akan mencetak satu eksemplar buku kita (dengan printer biasa) kemudian kita dipersilakan untuk mengoreksi naskah kita, siapa tahu ada yang salah ketik, dsb.
Jika yakin tidak ada yang salah kita serahkan naskah tersebut ke penerbit. Mereka akan mulai mencetaknya.
Waktu yang normal untuk proses pencetakan adalah sekitar tiga minggu. Setelah naskah kita selesai dicetak, maka siap didistribusikan dan dijual kepada umum.Bagian distribusi dan pemasaran jelas berbeda dengan bagian redaksi, misalnya. Bagian distribusi, intinya, adalah menyebar buku ke banyak tempat dan mendeteksi di mana sebuah buku mendapatkan konsumen terbesar.Pemasaran berbeda dengan distribusi. Pemasaran biasanya dipadankan dengan marketing, sementara distribusi lebih ke penjualan. Marketing lebih ke penyusunan strategi dan biasanya bekerja sama dengan bagian promosi.[10]

8.Desktop Publishing
Desktop publishing adalah istilah yang diciptakan setelah perkembangan tertentu jenis perangkat lunak.Sebelum penemuan perangkat lunak penerbitan desktop tugas yang terlibat dalam desktop publishing dilakukan secara manual, oleh berbagai orang dan terlibat baik desain grafis dan prepress tugas-tugas yang kadang-kadang menyebabkan kebingungan tentang apa desktop publishing dan bagaimana hal itu dilakukan.


a.Definisi lama/tradisional
Desktop publishing adalah penggunaan komputer dan software khusus untuk membuat dokumen untuk desktop atau percetakan komersial. Benar penerbitan berbicara, desktop adalah perakitan teknis file digital dalam format yang sesuai untuk dicetak.
Dalam penggunaan praktis, banyak dari desain "grafis" proses juga dilakukan dengan desktop publishing dan software grafis dan kadang-kadang termasuk dalam definisi desktop publishing. Perbandingan antara desktop publishing dan desain grafis:
a.Apa Desktop Publishing - Ini adalah proses dengan menggunakan komputer dan tipe  tertentu perangkat lunak untuk menggabungkan teks dan grafis untuk menghasilkan dokumen-dokumen seperti newsletter, brosur, buku, dlL.
b.Apa itu Desain Grafis -Ini adalah proses dan seni menggabungkan teks dan grafis dan mengkomunikasikan pesan yang efektif dalam desain logo, grafis, brosur, buletin, poster, tanda, dan setiap jenis komunikasi lainnya visual.
Desktop publishing umumnya digunakan untuk menggambarkan tata letak halaman keterampilan. Namun, keterampilan dan perangkat lunak tidak terbatas pada kertas dan penerbitan buku. Keterampilan yang sama dan software yang sering digunakan untuk membuat grafik untuk menampilkan titik penjualan , materi promosi , pameran perdagangan menunjukkan , paket desain ritel dan luar tanda . Dengan kata yang sangat sederhana, dapat dikatakan bahwa itu adalah aplikasi pembuat halaman.
Seringkali dianggap sebagai keterampilan dasar, peningkatan aksesibilitas untuk lebih ramah-pengguna perangkat lunak DTP telah membuat DTP keterampilan sekunder ke arah seni , desain grafis , multimedia pembangunan , komunikasi pemasaran , karir administrasi dan keaksaraan lanjutan sekolah tinggi di negara berkembang.[11]


BAB III
KESIMPULAN

Penerbitan buku di Indonesia sepanjang 2010 tidak beranjak dari tahun sebelumnya, tetap lesu dan suram. Penerbit sulit berkembang karena terbebani tingginya biaya produksi dan distribusi, lemahnya daya beli masyarakat, serta tak adanya dukungan pemerintah.
Sejumlah penerbit yang dijumpai di sejumlah kota mengatakan, rata-rata produksi buku dan angka penjualan buku terus turun. Sementara biaya produksi justru naik tajam karena harga kertas membubung tinggi dan ongkos distribusi mengalami kenaikan.Beban biaya terbesar lainnya adalah tingginya harga kertas dan pajak kertas yang mencapai 15 persen dari harga produksi buku. Di sisi lain, belum ada keberpihakan pemerintah untuk perbukuan di luar buku-buku pelajaran.
"Penerbitan buku masih dilihat sebelah mata oleh pemerintah. Padahal, perbukuan sangat penting untuk membentuk masyarakat yang berwawasan," ujar Julius.
Direktur Penerbitan Total Media Sobirin Malian mengatakan, penerbit kecil juga sulit menembus sistem tata niaga perbukuan. Selain itu, jaringan distributor buku enggan mengantar sampai ke daerah terpencil untuk mengurangi biaya.
Kondisi yang sangat memberatkan penerbit kecil ini dikhawatirkan membuat kualitas buku di Indonesia menurun. Saat ini penerbit memilih mengikuti tren buku yang laku di pasaran dan menomorduakan kualitas.Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Lucya Andam Dewi mengatakan, penerbit buku di Indonesia menghadapi banyak problem yang butuh peran pemerintah dan masyarakat. Persoalan harga dan pajak kertas untuk buku juga belum mendapat solusi yang memuaskan.





DAFTAR PUSTAKA

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan, Batic Press, Bandung, 2005.
http://tugaskelompokptk.blogspot.com/2012/04/teknologi-desktop-publishing.html
Totok Juroto, Manajemen Penerbitan Pers, Rosdakarya, Bandung, 2004.




















[1] Totok Juroto, Manajemen Penerbitan Pers, Rosdakarya, Bandung, 2004.
[4] Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan, Batic Press, Bandung, 2005.
[7] Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan, Batic Press, Bandung, 2005.
[8] Totok Juroto, Manajemen Penerbitan Pers, Rosdakarya, Bandung, 2004.
[11] http://tugaskelompokptk.blogspot.com/2012/04/teknologi-desktop-publishing.html