MAKALAH PENERBITAN GRAFIS
BAB I
PENDAHULUAN
Penerbit adalah badan yang memerbanyak naskah seorang
pengarang atau penulis dalam bentuk buku, kemudian menyebarkannya kepada
masyarakat pembaca yang memerlukannya. Ditinjau dari sudut komunikasi, penerbit
menjadi perantara antara sumber informasi (pengarang) dan penerima informasi
(pembaca). Pada awal kegiatannya, penerbit menerima, mencari, atau mengusahakan
naskah yang sudah jadi dari penulis atau pengarang, penerjemah, atau meminta
seseorang untuk menyusunnya.Bagian penting ketiga dalam penerbit adalah Bagian
Pemasaran, yang dapat mencakup promosi dan penjualan. Ada juga penerbit yang
memisahkan Bagian Penjualan dari Bagian Pemasaran, dan memunyai Bagian Promosi
tersendiri.Sebelum atau menjelang terbitnya suatu buku, bagian promosi sudah
mempersiapkan cara untuk mengumumkan terbitnya buku, memperkenalkannya kepada
masyarakat, baik secara meluas maupun secara terarah.
Organisasi penerbit dapat berlainan dari satu penerbit ke
penerbit lain, namun fungsi-fungsi pokoknya adalah pengadaan, pertimbangan, dan
pengolahan naskah hingga siap cetak, lalu produksi atau penggandaan buku, dan
akhirnya pemasaran dan penjualan buku yang telah jadi. Ketiga bagian utama
penerbit dapat dipimpin oleh seorang manajer; jadi ada Manajer Bagian Editorial,
Manajer Bagian Produksi, dan Manajer Bagian Pemasaran/Penjualan, di samping
manajer-manajer lain yang menangani urusan-urusan perusahaan sebagaimana pada
perusahaan lain.
Untuk lebih jelasnya, didalam makalah ini akan dipaparkan
secara luas mengenai :
1. perhitungan biaya produksi dan harga jualnya
2. manajemen
penerbitan
3. distribusi
dan penerbitan buku, dan
4. desktop
publishing.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Perhitungan biaya produksi dan harga jual, manajemen
penerbitan, distribusi dan penerbitan buku, desktop publishing.
1.Perhitungan biaya produksi dan
harga jual
Perusahaan Percetakan &
Penerbitan adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang
percetakan dan penerbitan.Dalam proses produksi berdasarkan pesanan, penentuan
harga pokok produksi menjadi sangat penting karena dapat digunakan untuk
menentukan harga jual pada saat menerima suatu pesanan. Penentuan harga pokok
produksi tidak terlepas dari pengumpulan dan penghitungan biaya produksi. Biaya
produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap dijual. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pada Perusahaan
Percetakan & Penerbitan penghitungan biaya bahan baku ditentukan dengan
mengalikan kuantitas bahan baku yang dipakai dengan harga perolehan bahan baku.
Untuk penghitungan biaya tenaga
kerja langsung ditentukan dengan mengalikan jumlah karyawan yang mengerjakan
tiap pesanan dengan jumlah hari yang digunakan untuk mengerjakan pesanan dengan
tarif upah/gaji. Untuk biaya overhead pabrik dihitung biaya berdasarkan pada
biaya BOP yang dibayar secara kas.Hendaknya dalam penentuan biaya overhead
pabrik harus pula memperhitungkan biaya per kas maupun non kas, sehingga
perhitungan harga pokok pesanannya dapat diketahui secara tepat.
Kenapa buku di
Indonesia harganya relatif mahal, padahal Indonesia adalah penghasil kertas
yang nota bene adalah bahan baku utama pembuatan buku? Ternyata letak
permasalahannya bukan pada biaya produksi. Sebab, biaya produksi “hanya”
mengisi 25% bahkan 15% dari harga jual buku.Berikut ini Anda bisa melihat
estimasi penghitungan biaya produksi.
Dengan kata lain,
sebenarnya biaya produksi menempati urutan sekian setelah urutan biaya lainnya.
Di salah satu penerbitan buku, dalam menentukan harga jual adalah sebagai
berikut :
a) 25%
untuk biaya produksi
b) 10%
royalti penulis
c) 10%
keuntungan bersih penerbit
d) 5%
promosi, dst
e) 50%
untuk distributor
Dengan demikian porsi terbanyak adalah distributor buku.
Betapa nikmatnya jadi distributor buku (yang sudah mapan) karena menikmati 50%
kue penjualan “tanpa modal” karena biasanya sistem yang dipakai adalah
konsinyasi yang artinya jika buku tidak laku maka dikembalikan ke penerbit,
sehingga distributor sama sekali tidak terkena risiko buku tidak laku.
2.Cara Kalkulasi Harga Cetak Buku
Rumus kalkulasi harga pokok produksi (hpp) cetak buku dilakukan dengan
cara menghitung semua biaya dan komponen cetak (ongkos cetak) yang terkait
dalam proses pembuatan buku ditambah dengan margin keuntungan dan biaya
lainnya. Didalam pencetakan buku ada beberapa proses yang
harus diketahui karena setiap proses pembuatan buku dari awal proses sampai
akhir proses harus diperhitungkan maka dari itu harus dibuatkan flow proses
(alur produksi cetak) dahulu.
Hal-hal yang harus
dihitung dalam pencetakan buku adalah :
a. Biaya
Desain isi dan cover buku
b. Biaya
setting naskah
c. Biaya
pembuatan film separasi ( FC )
d. Biaya
pembuatan film negatif dan positif
e. Biaya
montage cover buku
f. Biaya
montage isi buku
g. Biaya
plate cover buku
h. Biaya
plate isi buku
i.
Biaya kertas cover buku
j.
Biaya kertas isi buku
k. Biaya
pencetakan (ongkos cetak) cover buku
l.
Biaya pencetakan (ongkos cetak) isi buku
m. Biaya
pelipatan isi buku
n. Biaya
pengomplitan
o. biaya
penjilidan; jilid kawat; jilid lem; jilid benang, Biaya pemotongan (ongkos
potong kertas/sisir kertas),Biaya pengepakan,Perhitungan total biaya:PPn + PPh,
Margin keuntungan, Harga per buku.
3.Faktor-faktor yang
mempengaruhi Harga Pokok Produksi :
a)
Tingkatan Efisiensi HPP Cetak
HPP dapat dikatakan
efisiensi jika harga yang ditawarkan
perusahaan percetakan
terhadap order buku cukup kompetitif dengan kwalitas cetak terjamin baik.
b)
Kwalitas Buku
Penetapan harga
sesuai dengan kwalitas buku jika harga buku sama dengan mutu cetak sehingga
dapat bersaing dengan percetakan-percetakan yang lain.
c)
Ketepatan jadwal Produksi
Penetapan harga
dianggap bijaksana dan tepat jika jadwal produksi dilaksanakan tepat waktu.
Ketepatan waktu penyerahan hasil cetak sangat penting. Ketepatan waktu sangat
memperngaruhi kredibilitas dan profit dari percetakan
d)
Kelancaran waktu penyerahan/pengiriman
Apabila penyerahan
buku ke perbitan sesuai dengan jadwal produksi berarti penerbit memperoleh
ketepatan waktu edar. Ketepatan waktu edar mempengaruhi laku tidaknya buku
e)
Sehatnya pertumbuhan perusahaan percetakan
Kelancaran produksi,
ketepatan waktu, baiknya mutu
cetakan
dan terjaminnya harga cetak berarti akan memperlancar pembayaran dari pelanggan
( penerbitan ).
Kelancaran pembayaran akan memperlancar cash flow percetakan sehingga
perusahaan bisa tumbuh dengan sehat.
Salah satu rumus-rumus
perhitungan Harga Pokok Produksi Cetak Buku
1. Menghitung Biaya desain
cover dan isi buku
a.
Menghitung desain = 1
b.
Harga desain per buku = Rp. 300.000 ,-
Rumus
: Biaya Desain = 1 x Rp. 300.000 = Rp. 300.000,-
2. Menghitung Biaya
setting naskah
a.
Jumlah halaman setting = 160 halaman
b.
Ukuran buku = 14 x 21 cm
c.
Harga setting per halaman = Rp. 12.000.-
Rumus
: Biaya setting per halaman = 160 x Rp. 12.000 = Rp. 1.920.000,-
4.Hitung-hitungan Royalti Penulis Buku atau harga
jual
Menulis memiliki dampak ekonomi. Sehingga tak sedikit penulis yang memiliki
motif menulis untuk mendapatkan tambahan penghasilan.Kunci dari meraup
penghasilan dengan menulis buku adalah pada semakin larisnya buku yang kita
tulis. Atau dalam bahasa yang lain “buku kian laris, rezeki kian manis”
atau “kian laris buku, kian tebal saku”.
Artinya, semakin terjual banyak buku yang kita tulis, maka rezeki yang akan
kita dapatkan juga akan semakin banyak.Namun, besaran standar
royalti penerbit di Indonesia adalah 10 % dari harga jual eceran (bruto)
per bukunya. Ada juga yang hanya mematok 5 % dan 7%.
a.Selain 10% dari harga bruto, ada pula beberapa
penerbit yang mematok royalti 15 %, namun
dihitung dari harga bersih (netto) per bukunya. Harga bersih itu
sendiri adalah harga jual buku dikurangi biaya marketing atau rabat maksimal
distributor sebesar 55%. Royalti itu sendiri diberikan secara berkala, umumnya
setiap enam bulan sekali.
b.Sistem Jual Putus
Selain
memakai sistem royalti, penerbit juga menerapkan sistem jual putus (flat).
Besaran angka yang dipatok untuk sistem jual putus ini umumnya berkisar antara
Rp 1,5 juta sampai Rp 15 juta, bisa juga lebih, tergantung ketebalan buku,
proyeksi pasar, dan kredibilitas penulis. Sistem jual putus ini menguntungkan
penulis yang membutuhkan dana segera karena terdesak kebutuhan. Kelemahannya,
jika buku itu meledak di pasaran, sang penulis buku itu tidak dapat menikmati
kesuksesan itu. Penerbitnyalah yang meraup untung besar.
Taruhlah sekedar contoh, kita
menulis buku standar dengan harga jual Rp 30 ribu dan dicetak pertama 5.000
eksemplar. Bila menggunakan royalti standar penerbitan di Indonesia sebesar 10
%, berarti royalti global yang akan kita terima bila buku terjual semua adalah
Rp 30 ribu x 10 % (besaran royalti) = Rp 3.000,- per eksemplar, kemudian
dikalikan 5000 eksemplar (jumlah cetak) sehingga hasilnya adalah: Rp 15 juta
(lima belas juta rupiah). Jumlah ini masih dikurangi pajak sebesar 15%,
sehingga royalti bersih yang diterima penulis adalah
Rp 12.750.000,- (Dua belas
juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
Dengan menggunakan sistem royalti,
maka semakin laris buku kita, apalagi bila sampai dicetak ulang berkali-kali
karena saking larisnya, akan semakin besar jumlah royalti yang kita
terima. Dan semakin produktif kita, dalam arti semakin banyak buku yang kita
tulis dan diterbitkan, akan semakin memiliki peluang lebih besar lagi jumlah
penghasilan yang akan kita peroleh.Saat ini, peluang membuka pintu rezeki
dengan menulis buku memang bukan hal yang aneh atau mustahil.
Artinya, meraih penghasilan yang
melimpah dari menulis buku bukanlah sebuah provokasi tak berdasar, tetapi
merupakan peluang yang benar-benar bisa direalisasikan.
6.Manajemen Penerbitan
Manajemen (management)
secara harfiyah artinya mengatur atau mengelola. Encyclopedia Americana
mengartikan manajemen sebagai “The art of coordinating the elements of factors of production
towards the achievement of the purposes of an organization“.
Pencapaian sasaran organisasi terjadi melalui peng-gunaan manusia (men), bahan
produksi (materials),
dan mesin (machines).
Hakikat manajemen adalah “proses koordinasi berbagai sumberdaya” organisasi (men, materials, machines)
dalam upaya mencapai sasaran organisasi.
Pers adalah lembaga
penerbitan media massa cetak, seperti suratkabar, tabloid, majalah, dan buku.
Dalam bahasa Inggris, pers (press) berarti mesin pencetak, mencetak,
orang-orang yang terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan
sebagainya.
Dalam
Leksikon Komunikasi, pers punya banyak arti, seperti
usaha percetakan atau penerbitan; usaha pengumpulan atau penyiaran berita;
penyiaran berita melaui media massa; dan orang-orang yang bergerak dalam
penyiaran berita. Ada pula pendapat, pers merupakan singkatan dari
persuratkabaran.
Manajemen pers adalah proses pengelolaan berupa koordinasi
unsur-unsur terkait dalam penerbitan pers (media massa, utamanya media cetak).
Pembahasan manajemen pers di bawah ini mengacu pada konsep fungsi manajemen
dari Henry Fayol, yaitu Planning, Organizing, Acting,
dan Controlling (POAC).
1.Planning
artinya perencanaan, yakni penyusunan atau penetapan tujuan dan aturan. Organizing artinya pengorganisasian berupa
pembentukan bagian-bagian, pembagian tugas, atau pengelompokkan kerja. Acting
artinya pelaksanaan rencana. Controling adalah pengawasan dan evaluasi hasil
kerja.
Planing
a)
Persiapan SDM serta sarana dan prasarana
(men, materials, machines).
b)
Penyusunan atau penetapan visi, misi,
nama, logo, moto, rubrikasi, positioning, editorial policy, stylebook,
model/desain cover, desain halaman, pemilihan jenis huruf, dan sebagainya.
c)
Penyusunan rencana pemasaran (iklan,
sirkulasi, promosi), termasuk strategi penjualan, distribusi, dan sebagainya.
2.Organizing
a)
Pembentukan struktur organisasi pers
(redaksi, pemasaran/tata usaha, dan percetakan/produksi).
b)
Pembagian tugas atau job description
masing-masing bagian.
3.Acting
a)
Semua bagian bekerja sesuai perencanaan
dan pengorganisasian yang telah disusun.
b)
Bidang redaksi melakukan tahapan dalam news
processing: news planning, hunting/gathering, writing, editing, layouting,
lalu dilimpahkan pada bagian produksi atau percetakan.
4.Controlling
a)
Pengawasan dan evaluasi hasil mengacu
pada visi, misi, style book, kode etik jurnalistik, dan tata tertib.
b)
Pemberiam penghargaan dan hukuman (reward
and punishment) terhadap wartawan/karyawan.
7.Distribusi dan penerbitan buku
Penerbit dan Distributor dengan ini sepakat untuk mengadakan
perjanjian kerjasama pemasaran/distribusi/penjualan buku dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal
1: Obyek Perjanjian
1.
Penerbit sepakat untuk menyerahkan pendistribusian, pemasaran, dan penjualan
buku yang diterbitkan oleh Penerbit
kepada Distributor.
2.
Spesifikasi buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Judul buku : Budidaya Ikan Arwana
b. Pengarang :
Sukiyem
c. Ukuran Buku :
15X22 cm
d.Tebal buku : 100
halaman
e.Harga buku : Rp.
23.000,- (duapuluh tiga ribu rupiah)/eksemplar
Kajian biaya distribusi ini
didasarkan yang didasarkan pada pada teori Distribusi Terkendali yang
perhitungannya dilakukan dengan memakai perhitungan Linear Programming dengan
cara memanfaatkan bilangan 0-1, sedangkan penyelesaiannya dilakukan dengan
bantuan program Lindo, sedangkan analisis perbedaan akan diuji dengan memakai
uji statistik non parametrik. .
3.
Proses Penerbitan
Setelah naskah kita dikirimkan ke penerbit, kita menunggu
naskah kita untuk diterbitkan. Berapa lama naskah kita akan diterbitkan?
Bergantung konteksnya, apakah saatnya tepat atau tidak. Biasanya kalau sebuah
tema sedang ramai-ramainya dibicarakan masyarakat dan tema itu cocok dengan
buku yang akan diterbitkan saatnyalah buku itu diterbitkan. Ada juga buku yang
membentuk opini atau lingkungan sehingga bisa diterbitkan kapan pun.Jadi jangan
heran jika satu bulan itu sudah bisa dikatakan jangka waktu yang sangat cepat.
Setelah menerima naskah kita, penerbit akan menyerahkan pada
editor yang berkompeten. Jika naskah kita adalah buku keagamaan, maka akan
diserakan pada editor yang menangani buku keagamaan.Nah, si editor akan membaca
naskah kita. Biasanya ia tidak bekerja sendirian, ada tim yang bertugas untuk
menyeleksi naskah yang masuk. Tim yang terdiri dari editor (bertugas
mempertimbangkan naskah dari segi bahasa, bobot tulisan), staf marketing
(mempertimbangkah apakah naskah memiliki nilai jual tinggi), dan beberapa staf
lainnya.
Setelah naskah kita sudah siap untuk diterbitkan, maka proses
penerbitan pun dimulai. Hal yang pertama dilakukan adalah editing, editor akan
mengedit naskah kita, memperbaiki bahasanya, dan seterusnya.Selanjutnya desainer
akan mendesain buku kita sebagus dan semenarik mungkin. Kemudian, ilustrator
akan membuatkan cover yang bagus untuk naskah kita termasuk gambar-gambar dalam
naskah jika diperlukan. Setelah semua proses selesai, maka naskah kita siap
untuk dicetak.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan proses pracetak,
dalam keadaan normal, adalah sekitar 1 atau 2 bulan. Jika keadaan tidak normal
karena terjadi masalah atau kendala waktu yang diperlukan bisa lebih lama
lagi.Kita sebagai penulis sangat dianjurkan untuk terlibat dalam proses
penerbitan.Sebelum naskah kita dicetak ada proses yang dinamakan proof reading.
Penerbit akan mencetak satu eksemplar buku kita (dengan printer biasa) kemudian
kita dipersilakan untuk mengoreksi naskah kita, siapa tahu ada yang salah
ketik, dsb.
Jika yakin tidak ada yang salah kita serahkan naskah tersebut
ke penerbit. Mereka akan mulai mencetaknya.
Waktu yang normal untuk proses pencetakan adalah sekitar tiga
minggu. Setelah naskah kita selesai dicetak, maka siap didistribusikan dan
dijual kepada umum.Bagian distribusi dan pemasaran jelas berbeda dengan bagian
redaksi, misalnya. Bagian distribusi, intinya, adalah menyebar buku ke banyak
tempat dan mendeteksi di mana sebuah buku mendapatkan konsumen
terbesar.Pemasaran berbeda dengan distribusi. Pemasaran biasanya dipadankan
dengan marketing, sementara distribusi lebih ke penjualan. Marketing lebih ke
penyusunan strategi dan biasanya bekerja sama dengan bagian promosi.
8.Desktop
Publishing
Desktop publishing adalah istilah yang diciptakan setelah
perkembangan tertentu jenis perangkat lunak.Sebelum penemuan perangkat lunak
penerbitan desktop tugas yang terlibat dalam desktop publishing dilakukan
secara manual, oleh berbagai orang dan terlibat baik desain grafis dan prepress
tugas-tugas yang kadang-kadang menyebabkan kebingungan tentang apa desktop
publishing dan bagaimana hal itu dilakukan.
a.Definisi lama/tradisional
Desktop publishing adalah penggunaan
komputer dan software khusus untuk membuat dokumen untuk desktop atau
percetakan komersial. Benar penerbitan berbicara, desktop adalah perakitan
teknis file digital dalam format yang sesuai untuk dicetak.
Dalam penggunaan praktis, banyak
dari desain "grafis" proses juga dilakukan dengan desktop publishing
dan software grafis dan kadang-kadang termasuk dalam definisi desktop
publishing. Perbandingan antara desktop publishing dan desain grafis:
a.Apa Desktop Publishing - Ini
adalah proses dengan menggunakan komputer dan tipe tertentu perangkat lunak untuk menggabungkan
teks dan grafis untuk menghasilkan dokumen-dokumen seperti newsletter, brosur,
buku, dlL.
b.Apa itu Desain Grafis -Ini adalah
proses dan seni menggabungkan teks dan grafis dan mengkomunikasikan pesan yang
efektif dalam desain logo, grafis, brosur, buletin, poster, tanda, dan setiap
jenis komunikasi lainnya visual.
Desktop publishing umumnya digunakan
untuk menggambarkan tata letak halaman keterampilan. Namun, keterampilan dan
perangkat lunak tidak terbatas pada kertas dan penerbitan buku. Keterampilan
yang sama dan software yang sering digunakan untuk membuat grafik untuk
menampilkan titik penjualan , materi promosi , pameran perdagangan menunjukkan
, paket desain ritel dan luar tanda . Dengan kata yang sangat sederhana, dapat
dikatakan bahwa itu adalah aplikasi pembuat halaman.
Seringkali dianggap sebagai
keterampilan dasar, peningkatan aksesibilitas untuk lebih ramah-pengguna
perangkat lunak DTP telah membuat DTP keterampilan sekunder ke arah seni ,
desain grafis , multimedia pembangunan , komunikasi pemasaran , karir
administrasi dan keaksaraan lanjutan sekolah tinggi di negara berkembang.
BAB III
KESIMPULAN
Penerbitan buku di Indonesia sepanjang 2010 tidak beranjak
dari tahun sebelumnya, tetap lesu dan suram. Penerbit sulit berkembang karena
terbebani tingginya biaya produksi dan distribusi, lemahnya daya beli
masyarakat, serta tak adanya dukungan pemerintah.
Sejumlah
penerbit yang dijumpai di sejumlah kota mengatakan, rata-rata produksi buku dan
angka penjualan buku terus turun. Sementara biaya produksi justru naik tajam
karena harga kertas membubung tinggi dan ongkos distribusi mengalami
kenaikan.Beban biaya terbesar lainnya adalah tingginya harga kertas dan pajak
kertas yang mencapai 15 persen dari harga produksi buku. Di sisi lain, belum
ada keberpihakan pemerintah untuk perbukuan di luar buku-buku pelajaran.
"Penerbitan buku masih dilihat sebelah mata oleh
pemerintah. Padahal, perbukuan sangat penting untuk membentuk masyarakat yang
berwawasan," ujar Julius.
Direktur
Penerbitan Total Media Sobirin Malian mengatakan, penerbit kecil juga sulit
menembus sistem tata niaga perbukuan. Selain itu, jaringan distributor buku
enggan mengantar sampai ke daerah terpencil untuk mengurangi biaya.
Kondisi yang sangat memberatkan penerbit kecil ini
dikhawatirkan membuat kualitas buku di Indonesia menurun. Saat ini penerbit
memilih mengikuti tren buku yang laku di pasaran dan menomorduakan
kualitas.Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Lucya Andam Dewi
mengatakan, penerbit buku di Indonesia menghadapi banyak problem yang butuh
peran pemerintah dan masyarakat. Persoalan harga dan pajak kertas untuk buku
juga belum mendapat solusi yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik
Terapan, Batic Press, Bandung, 2005.
http://tugaskelompokptk.blogspot.com/2012/04/teknologi-desktop-publishing.html
Totok Juroto, Manajemen Penerbitan Pers,
Rosdakarya, Bandung, 2004.
Totok Juroto, Manajemen
Penerbitan Pers, Rosdakarya, Bandung, 2004.
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik
Terapan, Batic Press, Bandung, 2005.
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik
Terapan, Batic Press, Bandung, 2005.
Totok Juroto, Manajemen
Penerbitan Pers, Rosdakarya, Bandung, 2004.
http://tugaskelompokptk.blogspot.com/2012/04/teknologi-desktop-publishing.html